Forum Floratama tersebut, melibatkan 11 Kabupaten Kota di wilayah Koordinasi BOPLBF, diantaranya Pemerintah Kabupaten Alor, Kabupaten Lembata, Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ngada, Kabupaten Manggarai Timur, Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten Bima.
Direktur Utama BOPLBF, Shana Fatina menyampaikan, Forum Floratama 2020 dilaksanakan sebagai wadah pendekatan terpadu dan komprehensif untuk semua aspek dan sektor yang melibatkan semua pemangku kepentingan baik di tingkat pusat maupun Daerah, dengan membangun koordinasi aktif lintas Kabupaten melalui rekomendasi berbagai ide dan gagasan dari setiap program rencana pembangunan pariwisata di masing-masing wilayah di 11 kabupaten koordinasi BOPLBF.
“Forum ini sejatinya merupakan bentuk komitmen BOPLBF mewadahi pertemuan kolaborasi para pemangku kepentingan pariwisata dari berbagai latar belakang untuk menghimpun berbagai informasi, ide, dan gagasan pengembangan pariwisata kelas dunia yang berkelanjutan. Bagaimana menyatukan semua ide dan gagasan dari semua ABCGM (Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media)”, jelas Shana.
Direktur BOPLBF itu juga menekankan, bahwa Pariwisata berpotensi menggerakkan perekonomian hampir semua sektor dan menjadi pintu masuk yang paling mungkin bagi terwujudnya pembangunan pariwisata berkelanjutan yang berbasis masyarakat.
“Saya mendorong para Kepala Daerah di 11 wilayah koordinasi BOPLBF untuk bersama-sama fokus membangun masyarakat yang kreatif, yang berorientasi menangkap setiap peluang kebutuhan pasar premium yang memenuhi standar kualitas pariwisata yang tentunya dapat dicapai melalui pendampingan intensif, agar manfaat pariwisata dapat dirasakan langsung oleh masyarakat, sesuai arahan Presiden Joko Widodo”, ungkapnya.
Andreas Hugo Pareira, Anggota Komisi X DPRRI, kepada awak media saat konferensi pers menyampaikan, forum Floratama yang digelar merupakan peluang bagi Daerah untuk memajukan setiap potensi Pariwisata yang dimiliki oleh Daerah.
" Kegiatan ini, merupakan peluang bagi setiap Daerah untuk menjemput kemajuan, saya ibaratkan seperti kita bermain bola. Kita harus menjemput bola itu, sama halnya dengan Pariwisata, kita harus menjemput kemajuan yang diberikan untuk memajukan segala potensi yang ada", jelasnya.
Andreas juga menyampaikan, agar masyarakat dan Pemerintah harus menjemput peluang kemajuan, bukan dengan kritikan dan kemarahan, agar nantinya bisa terlibat dalam proses kemajuan.
" Pemerintah dan masyarakat, harus menjemput peluang kemajuan, jangan hanya kertik-keritik dengan marah-marah, tetapi lihatlah peluang itu, datang dan jemput rebut peluangnya agar terlibat didalam prosesnya", jelasnya.
Hari Sungkari, Deputi Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Destinasi Kementerian Parekraf, kepada awak media menyampaikan, untuk mendukung kemajuan Pariwisata Premium, khususnya untuk keamanan wisatawan, Pemerintah akan melakukan simulasi keselamatan pada 10 November mendatang.
" Untuk memberikan rasa aman bagi wisatawan yang datang ke Labuan Bajo, kami akan melaksanakan simulasi keselamatan, agar para wisatawan yang datang tidak merasa cemas ketika terjadi keadaan darurat, kita punya helikopter, kapal, mobil ambulance sebagai sarananya", ujar Hari Sungkari.
Diketahui, forum florata berlangsung selama 2 hari dan dihadiri langsung oleh, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, para Bupati, dan Kepala Dinas Pariwisata dari 11 Kabupaten Koordinasi BOPLBF, akademisi, para pelaku pariwisata, komunitas, dan Media Nasional maupun Lokal.
Wartawan : Alexandro