Brebes, Jendelaindo - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meninjau petani udang vaname di Kabupaten Brebes. Bersama Bupati Brebes Hj Idza Priyanti, tampak memanen udang Vaname dengan cara menjala di salah satu petak tambak milik H Supandi di Desa Kaliwlingi, Brebes, Kamis (22/10).
Idza menyambut baik kunjungan rombongan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang blusukan langsung ke area tambak. Sehingga bisa bertemu dengan para petani.
"Dengan datangnya KKP, petani tambak bisa menyampaikan persoalan yang dihadapi, Pemkab Brebes juga akan mendukung kebijakan maupun program yang akan dijalankan," ungkapnya.
Supandi mengelola 12 hektar lahan tambak yang terbagi dalam 34 kolam intensif. Tambak tersebut beroperasi sejak 2014 dengan hasil produksi per tahun mencapai 200 ton. Pekan ini, dua kolamnya panen parsial dengan hasil yang diperkirakan mencapai 6,5 ton. Panen parsial merupakan strategi pembudidaya untuk hasil panen yang lebih maksimal, baik dari jumlah, kualitas maupun keuntungan.
Supandi menjelaskan, bertambak udang termasuk bisnis yang menjanjikan, karena serapan dan harganya yang tinggi. Namun menurutnya, pembudidaya di desanya kini menghadapi ancaman abrasi, sehingga dia berharap solusi dari KKP. Infastruktur jalan usaha tani menuju tambak yang masih berupa tanah perlu perbaikan.
“Perbaikan-perbaikan memang sudah dilakukan. Saya merasakan itu, tapi kalau bisa ditingkatkan sarana prasarananya karena ini penting sekali," terangnya.
Dia optimistis, jika tata kelola tambak terus meningkat, target peningkatan ekspor 250 persen di 2024 dapat dicapai.
Sementara, Menteri Edhy menyambut baik masukan yang disampaikan salah seorang petani Subhan yang menyoal abrasi. Menurutnya, KKP dan kementerian lain kini semakin gencar menanam mangrove. Selain memperbaiki pesisir yang rusak, hutan mangrove bisa mencegah abrarasi dan menjadi sumber ekonomi untuk masyarakat. Penanaman mangrove juga termasuk kegiatan padat karya pemulihan ekonomi nasional.
“Kami juga koordinasi terus dengan PU untuk infrastruktur. Tolong kami diberi datanya, biar kita tindaklanjuti. PU sendiri sangat terbuka selama datanya sudah ada," kata Edhy.
Selain masalah tambak, Edhy juga menangani keluhan masyarakat mengenai harga garam, dan kepastian pinjaman modal.
"Kami memberikan bantuan modal kepada petambak, bisa melalui Badan Layanan Umum Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (BLU LPMUKP) dan dana Kredit Usaha Rakyat (KUR)," tandasnya.
Lanjut Edhy, bahkan kalau usahanya sudah dewasa bisa pakai kredit komersial, yang kapasitasnya ratusan miliar. Dari BNI, BRI semua bank pemerintah siap memberikan pinjaman modal dengan bunga yang ringan.
Red/ Sholeh