Malang, Jendelaindo - Pada kegiatan sosialisasi Export Center Surabaya di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (28/3/2022), Kementerian Perdagangan RI sekaligus melakukan pelepasan ekspor perdana produk UKM. Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kemendag memfasilitasi ekspor perdana dua pelaku usaha kecil menengah (UKM) CV Aurasufa dan PT Agro Nurnikayah Abadi.
CV Aurasufa dari Kabupaten Malang ke Taiwan mengeskpor keripik nangka dan aneka buah (mixfruit) asli Indonesia senilai Rp23 juta dari total trial order Rp53 juta. CV Aurasufa adalah perusahaan produsen makanan ringan dan distributor yang berlokasi di Malang dan berdiri sejak 2015.
Perusahaan itu mulai mengembangkan makanan ringan stick keju atau lebih dikenal oleh konsumen sebagai produsen cheese stick berkualitas dengan merek berikut seperti Nakde’. Perusahaan kemudian mengembangkan beberapa produk inovatif lainnya berdasarkan bahan sayuran, seperti snack stick dari wortel, brokoli, dan seaweed atau rumput laut diekstrusi, dan memperoleh respons sangat baik di pasar.
Sedangkan PT Agro Nurnikayah Abadi mengekspor produk lidi nipah kelapa senilai Rp550 juta ke importir Coco Ltd Thailand. Ekspor PT Agro Nurnikayah Abadi ini merupakan pengiriman kedua ke Thailand. Sebelumnya, mereka melakukan ekspor pada Januari 2022 senilai Rp588 juta dengan volume ekspor mencapai 112 ton dengan mitra dagang Ware Broom, Thailand.
“Geliat ekspor UKM terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan sehingga membawa harapan untuk percepatan pemulihan ekonomi nasional. Momentum ini harus kita jaga terus untuk menjaga kinerja ekspor Indonesia. Ini merupakan langkah awal yang baik bagi CV Aurasufa yang mampu mengekspor untuk pertama kalinya dan PT Agro Nurnikayah Abadi untuk kedua kalinya. Kami harapkan ekspor dapat terus berkelanjutan sehingga menginspirasi pelaku UKM lainnya,” kata Direktur Jenderal PEN Didi Sumedi dalam sambutanya secara daring.
CV Aurusufa dan PT Agro Nurnikayah Abadi adalah binaan program Export Center Surabaya. Program itu merupakan hasil kerja sama Kemendag dan KADIN Provinsi Jawa Timur, sebagai pengelola. Di program itu, pelaku usaha dapat memperoleh layanan konsultasi satu pintu terkait peluang ekspor, pemanfaatan perjanjian kerja sama perdagangan, pendampingan standardisasi produk, promosi, prosedur ekspor, serta permasalahan yang dihadapi pelaku usaha melalui koordinasi dengan para pemangku kepentingan.
"Ini merupakan langkah awal yang baik bagi CV Aurasufa dan PT Agro Nurnikayah Abadi untuk kedua kalinya. Kami harapkan ekspor dapat terus berkelanjutan sehingga menginspirasi pelaku UKM lainnya,” ujar Didi.
Didi Sumedi mengapresiasi CV Aurasufa dan PT Agro Nurnikayah Abadi yang secara aktif mencari peluang pasar. Dia juga berharap, itu dapat menjadi contoh bagi pelaku ekspor lainnya agar semakin aktif mengembangkan kapabilitas dan berjejaring dalam menembus pasar ekspor.
Didi pun mengapresiasi Tim Export Center Surabaya yang aktif melakukan pendampingan sehingga mampu melaksanakan ekspor secara mandiri. “Keberhasilan membuka pasar ekspor ini hendaknya dapat memotivasi pelaku UKM di Malang, Balikpapan, wilayah di sekitarnya, serta di seluruh Indonesia. Diharapkan akan semakin banyak sektor UKM yang mampu menggarap pasar internasional. Dengan demikian, ekspor ke luar negeri bukan lagi semata mimpi. Melainkan, bisa menjadi nyata melalui semangat, konsistensi, serta kolaborasi,” ujar Didi dalam sambutannya.
Kementerian Perdagangan memiliki 46 perwakilan perdagangan yang tersebar di 31 negara di seluruh dunia, terdiri dari 24 Atase Perdagangan, 19 Indonesian Trade Promotion Center (ITPC), Konsul Perdagangan Hongkong, KDEI di Taipei, dan Duta Besar World Trade Organization (WTO).
Sekretaris Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Ganef Judawati mengungkapkan, Export Center dapat menjadi wadah bagi para pelaku usaha untuk memperoleh informasi peluang ekspor di pasar internasional. “Export Center adalah one stop service untuk kegiatan ekspor. Pelaku ekspor dapat melakukan konsultasi dan pendampingan ekspor, layanan promosi dagang, dan penjajakan bisnis (business matching),” kata Ganef.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik yang diolah Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Taiwan pada 2021 mencapai USD11,31 miliar dengan total perdagangan nonmigas mencapai USD10,63 miliar. Pada 2021, ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan tercatat meningkat tajam senilai USD6,36 miliar atau naik sebesar 70,7 persen dibandingkan tahun 2020 yang senilai USD3,72 miliar. Dalam periode lima tahun terakhir (2017--2021), tren ekspor nonmigas ke Taiwan juga meningkat 17,52 persen.
Sementara itu, pada 2021, total perdagangan Indonesia-Thailand mencapai USD16,23 miliar dengan total perdagangan nonmigas yang mencapai USD14,95 miliar. Pada 2021, ekspor nonmigas Indonesia ke Thailand mencapai USD5,87 miliar atau naik 29,2 persen dibandingkan 2020 yang senilai USD4,54 miliar.Hms