Tegal,Jendelaindo – Ribuan warga menyaksikan pagelaran wayang santri dengan dalang Ki Haryo Soesilo Enthus Susmono pada acara malam penutupan Cempaka Suro Fest 2022 di Lapangan Klisik Desa Cempaka, Minggu (07/08/2022) malam.
Melalui lakon lupit dan slentengnya, Ki Haryo yang merupakan putra kedua dari dalang kondang almarhum Ki Enthus Susmono ini membawakan cerita Bedug Asmara. Adapun penampilan Ki Haryo berlangsung sejak pukul 21.00 hingga 00.00 WIB.
“Kalau kita membantu orang lain, insyaAllah, Allah akan membantu kita dari tempat yang tidak disangka-sangka dengan cara yang tidak diduga sebelumnya oleh kita,” tutur Haryo saat menyampaikan pesan dari ceritanya.
Sebelumnya, Bupati Tegal yang diwakili oleh Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Tegal Bintang Suryowicaksono menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Pokdarwis Desa Cempaka yang sudah bekerja keras meluangkan waktu, mencurahkan tenaga dan pemikirannya untuk menyelenggarakan acara Cempaka Suro Fest 2022.
“Terimakasih saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras, sehingga acara Cempaka Suro Fest 2022 ini bisa terselenggara baik, berjalan lancar dan sukses hingga mencapai puncaknya malam ini,” kata Bintang.
Menurutnya, acara semacam ini harus terus dijaga keberlanjutannya dan didukung terutama oleh pemerintah desa terkait supaya Cempaka terus menggema, berkembang dan menjadi kebanggaan wisata desa unggulan Kabupaten Tegal.
Selain untuk memperkuat citra Cempaka sebagai desa wisata, sambung Umi, penyelenggaraan festival semacam ini juga dapat dimaknai sebagai bagian dari cara masyarakat Desa Cempaka merawat dan mengikat kebersamaan serta kegotongroyongan melalui pagelaran festival seni dan budaya.
“Untuk itu, saya minta agar pelestarian seni budaya lokal jangan sampai ditinggalkan. Budaya lokal harus bisa kita lestarikan, kita kembangkan di tengah tantangan kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak jarang bertentangan dengan adat ketimuran yang masih menjunjung tinggi etika, norma agama, kesusilaan dan sopan santun serta penghormatan pada sesepuh, orang tua,” jelasnya.
Tantangan pelestarian ini, lanjut Bintang, bukan sebatas pada penyelenggaraan pertunjukan seni tradisinya saja, melainkan juga bagaimana mengemasnya menjadi tontonan yang menarik. Sehingga lebih mudah masuk dan diterima publik, terutama anak muda. Untuk itu, kreativitas adalah kunci utamanya.
“Melalui festival ini saya titip pesan terus tumbuhkan kecintaan kita terutama anak-anak muda akan budaya Tegalan dan berbanggalah putra-putri Desa Cempaka yang dikaruniai alam nan indah dan keragaman budayanya yang menarik,” pungkas Bintang.
Red/Sholeh/Rls