Lokki, Jendelaindo - Banjir terjadi di Desa Lokki Kecamatan Hamual Kabupaten Seram Bagian Barat Maluku sejak Sabtu (27/8). Hal itu terjadi pasca hujan deras dan mengakibatkan meluapnya debit air Sungai Laala pada pukul 03.00 waktu setempat.
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan pada Senin (29/8) pukul 11.20 WIB, banjir masih menggenangi permukiman warga, jalan dan infraktruktur lainnya. Tercatat warga terdampak sebanyak 125 KK / 625 jiwa dan 102 rumah terendam banjir dengan ketinggian muka air 65 centimeter. Dilaporkan bahwa terdapat 150 warga mengungsi ke tempat yang telah disediakan.
Baca Juga >>> Ormas GNPK RI, Gelar Turnament Pertandingan Sepak Bola Berhadiah Puluhan Juta
Pada saat kejadian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Seram Bagian Barat dan tim gabungan langsung menuju ke lokasi untuk melakukan evakuasi korban dan juga pendataan. Hingga saat ini tim gabungan masih melakukan distribusi bantuan dan juga bersama masyarakat bergotong royong memenuhi kebutuhan pangan masyarakat terdampak serta melakukan pembersihan sisa material pasca terbawa banjir. BPBD mengajak masyarakat untuk tetap waspada dikarenakan hujan yang masih terjadi sampai saat ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai angin kencang, berpotensi terjadi di Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Tengah dan Kota Ambon pada Rabu (31/8) dan pada Minggu (29/8) Wilayah yang Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Kepulauan Aru dan Kota Ambon
Baca Juga >>> Belum Selesai 100%, Bangunan Gedung KPT Brebes Diresmikan Bupati
Merujuk prakiraan cuaca tersebut, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan ancaman bencana banjir khususnya bagi warga yang tinggal di sekitar sungai, untuk mempercayai informasi cuaca dari instansi terkait dan memperhatikan tanda-tanda alam seperti memantau debit air ketika hujan dengan itensitas tinggi terjadi terus menerus selama satu jam agar melakukan evakuasi mandiri ke tempat aman.