Tegal,Jendelaindo - Keluarga besar LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Tegal Raya angkat bicara menyusul tragedi sepakbola Kanjuruhan Malang yang menewaskan lebih 132 jiwa menyusul kekalahan Arema FC 2-3 dari Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Umumnya mempertanyakan ada apa dengan penggunaan gas air mata oleh petugas kepolisian.
Terkait tragedi tersebut Ketua LSM Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) Distrik Tegal Raya Mulyadi SE saat di temui di sekretariat LSM GMBI Minggu Malam 16/10/22 mengatakan menyatakan sangat prihatin atas insiden yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang Jawa Timur.
"Kami mengucapkan bela sungkawa yang sedalam - dalamnya kepada seluruh korban yang meninggal dunia, semoga husnul Khotimah," ungkapnya.
Dalam hal ini, Mulyadi, SE menyampaikan dukunganya kepada Kapolri beserta Tim Gabungan Independent Pencari Fakta agar bisa bekerja secara maksimal dan transparant sehingga dapat mengungkap segala hal yang terkait dalam tragedi tersebut serta segera menindak tegas pihak-pihak yang terlibat sesuai dengan hukum yang berlaku secara transparant dan profesional.
Dan memproses pihak - pihak terkait yang terlibat sesuai dengan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Jabat Erat GMBI,"imbuhnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang drg Wijanto Wijoyo, Kamis 13/10/22 mengatakan bahwa dari total 754 korban tersebut, sebanyak 132 di antaranya meninggal dunia, 596 orang luka ringan dan sedang, serta 26 lainnya luka berat.
"Data terakhir, untuk korban meninggal dunia 132 orang, luka ringan sedang 596 orang dan luka berat 26 orang. Total 754 orang," kata Wijanto.
Red/Sholeh