Tegal,Jendelaindo – Dua tahun Program Asela Dijaketi melalui Si Abang Belajar berhasil menurunkan anak putus sekolah, meningkatkan angka rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah meningkat diatas angka rata-rata dari Provinsi Jawa Tengah.
Hal tersebut disampaikan oleh Plt Sekda Kota Tegal, dr Sri Primawati Indraswari saat memberikan pemaparan dihadapan Tim Panelis, terkait keberhasilan Kota Tegal terpilih dalam 15 besar (TOP 15) dari 74 kota terdaftar dalam Program Integrated-Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) for Cities dengan program unggulan “ASELA DIJAKETI Gerakan Ayo Sekolah Lagi yang Terintegrasi dengan Pendidikan Kejar Paket dan Inklusi”, Selasa (22/11/2022) di Command Room Diskominfo Kota Tegal.
Tim Panelis yang menguji tersebut adalah Prof. DR. Zuzy Anna (Director SDGS Center Unpad), DR. Vivi Yulaswati (Deputy for Maritime Affairs and Natural Resources, Bappenas), Hendricus Andy Simarmata (President Of IAP), Euis Emalia Noor (VP Strategic Transformation Office PT. SI), Indah Budiani (Executive Director Of IBCSD), Billy Mambrasar (Duta SDGS, Staf Khusus Presiden) dan M.Zaid Wahyudi (Wartawan).
dr. Prima, panggilan akrab Plt. Sekda Kota Tegal juga menambahkan, kegiatan Asela Dijaketi dapat berjalan dengan baik karena didukung oleh adanya regulasi yang kuat dan dukungan dari semua pihak seperti Relawan Pendidikan, Penilik, Tutor, Petugas Kelurahan dan Kecamatan, Akademisi (UPS Tegal) dan Pihak Swasta (Bank Jateng).
“Untuk aturan atau regulasi, kita ada Perwal No 24 Tahun 2021 tentang Program Ayo Sekolah lagi melalui Pendidikan Formal dan Non Formal, Perwal No 46 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Wajib PAUD 1 Tahun Pra Sekolah Dasar, SOP Pendataan ATS, SK Wali Kota Penetapan Si Abang Belajar dan SK Wali Kota Penetapan SKB Inklusi” ucap dr. Prima.
Turut serta mendampingi kegiatan tersebut, kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal, M. Ismail Fahmi, Kepala Bappeda Kota Tegal, Resti Drijo dan jajaran terkait.
Sementara itu terkait pertanyaan dari salah satu Tim Panelis yang menanyakan Asela Dijaketi hanya menerima anak yang berkebutuhan khusus kategori slow learner, dr Prima kembali menjelaskan bahwa kedepan akan lebih dikembangkan dalam bentuk kerjasama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Kota Tegal.
“Kedepan nanti kita akan bekerja sama dengan SLB dan mengembangkannya dengan anak-anak berkebutuhan yang lain misal autis. Terkait usia akan dikembangkan pula sampai 21 tahun” jelas dr. Prima.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tegal, M.Ismail Fahmi yang ikut menambahkan bahwa selama masa awal Program Asela Dijaketi, pandemi Covid-19 memaksa anak anak harus belajar secara daring atau pembelajaran jarak jauh. Menyikapi itu, dirinya menggandeng semua pihak agar pembelajaran tetap bisa berjalan.
“Kami juga menggandeng Bank Jateng untuk turut serta berkontribusi dengan dana CSR nya, mereka membagi 8 buah laptop di 8 kelurahan, laptop ini digunakan oleh anak-anak yang tidak memiliki sarana prasarana jarak jauh, akhirnya disiapkan laptop dan jaringan internet disiapkan oleh Diskominfo yang dipasang melalui akses wifi yang ada di kelurahan Kota Tegal” ucap M. Ismail Fahmi.
Terkait dukungan dana, Kepala Bappeda Kota Tegal, Resti Drijo menyampaikan bahwa di APBD Kota Tegal juga disiapkan pendanaan khusus bagi Program Asela Dijaketi.
Red/Sholeh