“Kalau anda menguasai produksi 60 persen ke atas bisa saja anda mengendalikan pasar. Anda menguasai pergudangan, Anda menguasai produksi, bisa anda mengendalikan pasar. Tapi kalau hanya 10 persen, hanya Bulog, gudangnya bulog yang anda andalkan, di mana saudara bisa mengendalikan pasar?”ujar Suhardi Duka dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi IV dengan Kepala Badan Pangan Nasional, Dirut Perum Bulog, Dirut ID Food dan jajarannya di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Politisi Fraksi Partai Demokrat itu menilai Bapanas tidak menguasai stok, dan produksi. Ia melihat yang masih menguasai stok adalah mafia pangan. Untuk itu dia berharap Bapanas kedepannya dapat mengatasi mafia-mafia pangan. “Kehadiran Bapanas ini, kami Komisi IV sebenarnya mengharapkan adalah bagaimana saudara bisa berhadapan dengan mafia pangan itu. Anda Kalahkan dia. Nah, di sini peranan saudara badan pangan nasional,” harapnya.
Selanjutnya, Badan Pangan Nasional diminta untuk membuat kebijakan dan mengalokasikan anggaran yang memang bisa digunakan untuk menghadapi mafia-mafia pangan secara apple to apple. Kemudian juga memanfaatkan ID Food serta Bulog dan lain sebagainya termasuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi permasalahan pangan dan lebih mensejahterakan petaninya sehingga tidak terus menerus miskin tapi disisi lain mafia-mafia terus kaya.
“Ini kan yang kita hadapi sekarang, bangsa sekarang ini. Petani kita miskin terus tapi mafianya yang kaya. Nah sekarang kita kurangi peranan mafia pangan ini untuk meningkatkan kesejahteraan petani kita, disitulah saya harapkan kehadiran Badan Pangan Nasional bersama dengan Bulog bersama dengan ID Food,” pungkas Legislator Dapil Sulawesi Barat itu.Red/DPR RI.go.id