“DBON ini perlu ada detailnya dalam arti dari atas ke bawah. Kita ini sering membuat rencana besar-besar, tetapi kelemahannya itu pada hal-hal yang detail dan DBON itu perlu sampai pada hal-hal yang detail tadi,” ujar Andreas dalam Rapat Kerja dengan Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (31/1/2022).
Selain itu, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu meminta kejelasan bagian dalam Kemenpora yang bertanggungjawab menangani DBON. Dari sudut pandangnya, bagian ini akan berperan untuk implementasi dan evaluasi DBON di Indonesia. Pasalnya, dalam beberapa kunjungan kerja Komisi X DPR RI, ia melihat implementasi DBON tidak terdengar gaungnya di sejumlah daerah.
Dirinya memahami dampak DBON di Indonesia tidak bisa dirasakan cepat karena membutuhkan waktu penerapan sekitar 5-6 tahun ke depan. Akan tetapi, ia menegaskan DBON ini benar-benar diterapkan sunguh-sungguh sekaligus menjadi bagian rencana jangka panjang pemerintah demi melahirkan para atlet yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
“Kita tidak bisa menuntut prestasi itu seperti bolak-balikin tangan. Apa yang kita rencanakan bersama ini, 5 tahun lagi, 6 tahun lagi, pasti akan kelihatan hasilnya. Dan saya kira, menekuni DBON ini satu hal yang mungkin hari ini belum kelihatan, tapi 5 tahun 6 tahun lagi, olimpiade-olimpiade berikut, kita akan menjadi punya prestasi,” tandas Andreas.
Sebagai informasi, Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang dipayungi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 86 Tahun 2021 untuk mengatur dari hulu sampai ke hilir olahraga. Hulunya adalah kebugaran masyarakat, sementara hilirnya adalah prestasi olahraga di tingkat dunia. Jika diterapkan, DBON berpotensi membawa Indonesia masuk ke dalam 10 besar rangking dunia olimpiade pada usia 100 tahun Indonesia merdeka.Red/DPR RI.go.id