Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi mengatakan, proyek kawasan industri pupuk di Kabupaten Fakfak, Papua Barat itu telah ditetapkan sebagai salah satu proyek strategis nasional (PSN). Pupuk Kaltim pun diminta untuk segera merealisasikan pembangunan proyek tersebut.
"Pupuk Kaltim siap melaksanakan tugas ini sebagai amanah negara yang akan direalisasikan secara sungguh-sungguh, guna mendukung kedaulatan pangan nasional dan perekonomian bangsa," kata Rahmad.
Proyek kawasan industri pupuk di Fakfak disebut memiliki dampak positif sangat besar terhadap pembangunan dan perekonomian Indonesia. Itulah sebabnya realisasi proyek didorong segera terlaksana, sehingga misi pembangunan daerah juga dapat terwujud. "Pupuk Kaltim memastikan untuk menjalankan tahap pembangunan pabrik secara maksimal," ucapnya.
Proyek pembangunan kawasan industri di Fakfak, Papua Barat, merupakan salah satu pengembangan di fase kedua pertumbuhan perusahaan, yang ditarget mampu terealisasi dalam lima tahun ke depan. "Pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak ini menjadi program emas dalam menyongsong 50 tahun Pupuk Kaltim. Insyaallah, pada HUT ke-50 nanti, pengantongan perdana urea di kawasan industri itu bisa terealisasi," tuturnya.
Rahmad menegaskan, jika pembangunan pabrik di Papua Barat terealisasi, maka Pupuk Kaltim telah on the right track menuju perusahaan petrokimia berbasis gas alam terbesar di Asia Pasifik. Dua modal ini yang menjadi landasan utama Pupuk Kaltim untuk bisa mengarungi berbagai tantangan dan menangkap peluang yang ada.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam keterangan resminya tahun lalu memperkirakan bahwa investasi Pupuk Kaltim bernilai USD2 miliar atau sekitar Rp28,6 triliun, dan bakal menyerap ribuan tenaga kerja. Dalam tahap kontruksi, pembangunan pabrik pupuk akan menyerap sekitar 10.000 tenaga kerja. Adapun selama masa produksi akan menyerap 3.000--5.000 tenaga kerja.
Lokasi pabrik Pupuk Kaltim tersebut akan berlokasi di Fakfak Timur. Lokasi tersebut dipilih atas dasar pemerataan pembangunan daerah, sehingga nantinya akan ada pembangunan kota baru di Fakfak Timur.
Saat ini, di Fakfak Tengah berlangsung pembangunan Bandara Siboru beserta infrastruktur pendukung lainnya. Bahlil pun berharap, pemerintah daerah dapat membantu dalam proses penyelesaian lahan. Urusan adat dan ulayat pun, diminta Bahlil, untuk dapat disinkronkan.
Selain itu, perlu pula sinergitas antara kebutuhan lapangan pekerjaan di pabrik dan jurusan sekolah yang akan dibangun. Bahlil memang meyakini, masuknya investasi besar tersebut akan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Fakfak. “Jadi ibarat main kereta, ada lokomotif dan gerbong. Kami dorong lokomotifnya, yaitu pupuk, baru nanti investasi lain masuk,” ujarnya.Red/Indonesia.go.id/Hms