Banyumas, Jendelaindo – Tradisi Jamasan Pusaka adat warga Grumbul Kalitanjung Desa Tambaknegara Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas digelar pada 1 Syawal menurut Kalender Alip Rebo Wage (Aboge) di hari Minggu 23 April 2023.
Berbeda dengan adat kebiasaan masyarakat pada umumnya yang melaksanakan Jamasan Pusaka peninggalan leluhur setiap memasuki bulan Suro setiap tahunnya,
Aboge adalah merupakan tradisi turun temurun yang sudah dilakukan oleh masyarakat penganut kejawen di Desa Tambaknegara Grumbul Kalitanjung Kecamatan Rawalo.
Ki Pujo Kuato, Ketua 2 Paguyuban Kesepuhan Kejawen Kalitanjung menjelaskan, ritual pelaksananaan penjamasan pusaka Warga Kesepuhan Kejawen Kalitanjung dilaksanakan usai melalui beberapa prosesi sejak Sabtu malam 22 April 2023 dengan acara kirab.
Dengan mengarak Pusaka peninggalan leluhur dari rumah pusaka Bale Malang menuju ke kediaman Kepala Desa Tambaknegara yang diikuti ratusan Kyai dan Nyai kesepuhan kejawen bersama anak cucu yang semuanya mengenakan pakaian serba hitam.
“Selama kirab tidak diperkenankan bersuara yang dikenal tapa bisu serta seluruh lampu listrik yang dilewati rombongan kirab dimatikan, setelah sampai di kediaman Kepala Desa Tambaknegara Pusaka Tombak disemayamkan dilanjutkan dengan takbir hingga pukul 03.00 wib dinihari,” katanya.
Ki Pujo Kuato menambahkan pada hari Minggu Wage 1 Syawal Aboge atau tanggal 23 april 2023 pagi dilanjutkan selamatan dan makan bersama dengan warga masyarakat setempat.
"Bekal makanan yang ditempatkan dalam tenong, tempat makanan yang terbuat dari anyaman bambu atau dikenal dengan nama sorog daharan yang disediakan oleh kesepuhan untuk warga masyarakat," tambahnya.
Kemudian menjelang siang, Pusaka kembali diarak di kembalikan ke Bale Malang untuk di Jamas bersama pusaka lain berupa keris, jubah dan sorban serta buku kuno dari daun lontar bertuliskan aksara jawa.
Sementara itu, Tanto Fermanto ketua Paguyuban Warga Keturunan Tionghoa (PWKT) Banyumas, yang sengaja hadir menyaksikan prosesi dari Sabtu 22 hingga Minggu 23 April 2023 melihat secara langsung prosesi budaya kirab, takbir hingga Penjamasan.
"Saya merasa takjub dengan masyarakat grumbul Kalitanjung yang masih sangat kuat mempertahankan tradisi budaya kejawen, kegiatan dapat menjadi suguhan wisata,” katanya.