Tegal, Jendelaindo - Gandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. H. Abdul Fikri Faqih menggelar Bimtek Kegiatan Manajemen Usaha Subsektor Kuliner. Acara digelar di Hotel KHAS Tegal pada Minggu (18/6/2023) pagi dihadiri sekitar 50 pelaku usaha kuliner Kabupaten Tegal.
Acara Bimtek juga dihadiri oleh perwakilan Kemenparekraf RI, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Tegal serta narasumber Ibu Khalimatus Sa'diyah selaku Owner Nasi Bakar Sultan.
Dalam sambutannya, Amir Hamzah perwakilan dari Kemenparekraf RI mewakili ibu Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen menyampaikan bahwa kuliner sebagai salah satu sektor unggulan industri kreatif, mendominasi dalam penciptaan nilai tambah, baik secara ekonomi, sosial dan budaya, serta meningkatkan daya saing bangsa Indonesia.
Pertumbuhan yang pesat di sektor ini didukung oleh semakin tingginya adopsi teknologi digital.
Riset we are social menyebutkan, di tahun 2021 tingkat pengeluaran orang untuk berbelanja kuliner lewat e-commerce mencapai USD4,6 juta. "Meningkat sekitar 118% dari tahun 2020. Begitu juga pemesanan antar produk kuliner, melonjak hampir 70% dengan nilai total USD331 juta.
Subsektor kuliner pada tahun 2021 menyumbang Rp497,75 Triliun atau sekitar 39,07% dari total PDB Ekonomi Kreatif, dengan nilai ekspor mencapai USD1,67 Miliar.
Dari sisi penyerapan tenaga kerja, subsektor ini menempati urutan pertama dibanding dengan subsektor Ekonomi Kreatif lainnya. Subsektor kuliner mampu menyerap 10,6 Juta orang atau sebesar 54,94% dari total tenaga kerja Ekonomi Kreatif.
Melihat akan potensi dan peluang yang terbuka lebar dari sektor ekonomi kreatif, terutama subsektor kuliner, membuat Kemenparekraf/Baparekraf mengadakan kegiatan hari ini.
Bimbingan teknis ini diharapkan mampu memantik serta membantu para pelaku ekonomi kreatif dalam mengembangkan serta menjadikan usahnya untuk mampu beradaptasi serta berkembang pesat mengikuti perkembangan zaman.
Kolaborasi antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan para pemangku kebijakan seperti hari ini, dapat meningkatkan angka pertumbuhan wirausaha secara signifikan, sehingga dapat mendukung ekonomi nasional menjadi lebih kuat untuk bangkit kedepan.
Kami mengharapkan dengan adanya bimbingan teknis ini mampu memantik serta membantu para pelaku ekonomi kreatif dalam mengembangkan usahanya. "Semoga bimbingan teknis hari ini dapat bermanfaat bagi para pelaku ekonomi kreatif Kabupaten Tegal dan sekitarnya," pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dr. H. Abdul Fikri Faqih menyampaikan, Ekonomi kreatif khususnya subsektornya kuliner ternyata masih banyak yang belum sampai kesana, kuliner seperti home industri kedepan harus memikirkan supaya menjadi produk ekonomi kreatif. "Jadi didaftarkan menjadi hak kekayaan intelektual sehingga ada kesan ada perbedaan," ujar Fikri.
Menurut Fikri, pelaku usaha kuliner harus berkreatifitas itu yang nanti akan digali disamping tetap saja basic nya juga supaya dikembangkan dan lebih luas lagi pemasarannya," katanya.
Fikri menjelaskan problematika pelaku ekonomi kreatif paling tidak ada dua yaitu permodalan dan pemasaran. Permodalan ini kalau sudah ada intelektualnya nanti akan ada pembiayaan jadi istilah kerennya itu property skema pembiayaan berbasis kekayaan intelektual. Kemudian yang kedua adalah marketing system, sistem-sistem pemasaran berbasis intelektual. Ini kuliner dengan produk dan modelnya beda juga bermacam-macam serta kemasannya juga beda dengan lainnya," terangnya.
Ditanya soal apakah nantinya pelaku usaha kuliner akan diikutsertakan dalam kegiatan Bintek nantinya?, Fikri mengatakan melalui bidang seperti ini kalau bisa menjangkau semua saya kira lebih bagus cuman kan keterbatasan ini kan saya enggak tahu," jawab Fikri.
"Tadi saya dengar ada pelaku usaha kuliner yang dari Margasari, ada juga dari daerah lainnya di Kabupaten Tegal. Ya paling tidak ada perwakilan dari setiap wilayah yang sudah hadir mengikuti Bimtek ini," ujar Fikri.
Fikri berharap melalui kegiatan ini diharapkan bisa menjadi wahana bagi pelaku usaha kuliner untuk bertukar pikiran dan informasi dalam membangun kreativitas dan inovasi membangun kuliner sehat berbasis biodiversity Indonesia. Selain itu, juga dapat meningkatkan minat generasi muda untuk mengembangkan kuliner nusantara serta memunculkan start up kreatif untuk kuliner sehat.