Jendelaindo - Pada tahun 2023 ini diperkirakan masyarakat Indonesia akan semakin banyak yang beralih ke mobil listrik, terlepas dari imbauan pemerintah yang gencar mempromosikan sepeda motor listrik, maupun mobil listrik melalui banyak insentif yang ditawarkan, Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), menunjukan bahwa Sejak awal tahun, penjualan mobil listrik terus mengalami peningkatan. pasalnya, pada Januari 2023 penjualan mobil listrik hanya 298 unit.
Angka itu merangkak naik pada Februari dengan penjualan 390 unit. Selanjutnya, pada Maret 2023 penjualan mobil listrik meningkat jadi 1.112 unit. Memasuki April, bersamaan dengan pemberian insentif dari pemerintah, penjualan mobil listrik melonjak menjadi 1.285 unit, dikutip cnnindonesia. Berdasarkan temuan penelitian diatas, terkait dengan tren kendaraan listrik oleh sebab itu mahasiswa Magister Teknik Industri Universitas Sebelas Maret, yaitu Andreas Wegiq Adia Hendix dan Nouraldeen Ameen A.M melakukan penelitian tentang desain rantai pasokan dan perencanaan bisnis EV.
Dukungan pemerintah yang mulai serius untuk mendorong pertumbuhan jumlah kendaraan listrik mulai terlihat jelas, yang mana akhir-akhir ini jumlah SPKLU di Indonesia meningkat.
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN memastikan SPKLU siap melayani dan memudahkan untuk masyarakat menggunakan mobil listrik selama periode mudik lebaran 2023. PLN telah menyiapkan sebanyak 616 SPKLU saat ini tersebar di 237 lokasi. Rinciannya, Pulau Jawa 171 lokasi, Bali 34 lokasi, Sumatra 35 lokasi, Kalimantan 12 lokasi, Sulawesi 14 lokasi, Maluku 2 lokasi, Nusa Tenggara 9 lokasi, dan Papua 2 lokasi. "Pungkasnya.
"Meskipun sudah mulai banyak jumlah SPKLU yang tersedia di sekitar, pengguna dapat melakukan pengisian baterai kendaraan listrik di rumah. Tipe charger yang biasa dipasang di rumah adalah electric vehicle (EV) home-charging. Saat ini untuk memasang layanan tersebut di rumah dapat meminta bantuan kepada PLN untuk meningkatkan daya listrik dan melakukan instalasi perangkat home-charging. Perangkat home-charging hanya dapat digunakan di rumah khusus yang telah dikonfigurasi.
Akan tetapi ada pengguna kendaraan listrik yang ingin berpergian jarak jauh, sedangkan mobil listrik memerlukan tempat yang menyediakan pengisian baterai kendaraan listrik, hal tersebut menimbulkan masalah baru karena jumlah keberadaan SPKLU belum merata walau memang sudah meningkat, serta tidak mungkin harus pulang hanya untuk charging mobil.
"Untuk mengatasi hal tersebut dapat menggunakan EV portable charger.
Pembelian EV portable charger saat ini sudah banyak tersedia di Retail Online. Spesifikasi yang beredar luas di pasaran adalah tingkatan 2 dengan dukungan daya keluaran sebesar 3-22 kW. Mampu melakukan pengisian kendaraan listrik selama 2 hingga 13 jam sehingga kendaraan listrik dapat berjalan selama 16 hingga 120 kilometer hingga melakukan pengisian ulang. Penggunaan EV portable charger yang menggunakan sistem on-grid tentu dapat langsung digunakan dengan menghubungkan terminal-port AC terdekat."lanjut.
Sistem yang digunakan oleh kebanyakan EV portable charger adalah on-grid, dimana dalam penerapannya memerlukan jaringan listrik AC terdekat sebagai sumber energi utama. Dengan kecanggihan yang ada saat ini, variasi teknologi EV charger portable juga hadir dalam sistem off-grid dimana dalam pengguaannya tidak memerlukan jaringan listrik PLN.
EV charger portable off-grid berbentuk lebih besar dengan ukuran sebesar koper dibandingkan dengan sistem on-grid yang mempunyai ukuran 1/5 dari ukuran sistem off-grid. Ukuran besar tersebut dipengaruhi dengan kemampuannya untuk melakukan pengisian dengan sumber energi melalui baterai yang berada di dalam charger. Untuk spesifikasi dari charger ini adalah mempunyai battery-pack, mempunyai berat sekitar 23 kg tergantung dari kapasitas baterai yang disediakan. Walaupun mempunyai ukuran yang besar, namun portable charger off-grid dengan battery-pack ini dapat sangat berguna ketika dalam keadaan darurat kehabisan baterai di tengah perjalanan."ujarnya
Selain itu terdapat alternatif teknologi lain yang dapat digunakan untuk pengisian yaitu petrol or diesel-powered generator set atau sering kita sebut dengan genset. Dibandingkan dengan sistem baterai biasanya memang genset lebih berat dan berukuran lebih besar, sehingga hanya cocok untuk pengisian darurat kendaraan listrik besar seperti truk.
Mengingat beberapa teknologi pengisian baterai EV yang ada, khususnya charger EV portable, hal ini tentu bukan alasan bagi calon pengguna EV yang ingin melakukan perjalanan jauh. Namun demikian, dukungan pemerintah tetap diperlukan untuk penambahan dan perluasan lokasi terkait ketersediaan SPKLU di berbagai daerah agar ekosistem dan infrastruktur EV di Indonesia dapat berkembang pesat.
(Andreas Wegiq Adia Hendix, S.Pd)