Tegal, Jendelaindo - Bupati Tegal Umi Azizah didampingi sejumlah kepala organisasi perangkat daerah kembali menggelar kegiatan Tilik Desa. Pada acara Tilik Desa di Desa Wringinjenggot, Kecamatan Balapulang, Rabu (05/07/2023), Bupati Umi mengenalkan gerakan sukarela Rames Saceting atau rame-rame ASN sakabehane cegah stunting.
Gerakan ini merupakan dorongan semangat dari aparatur sipil negara (ASN) Pemkab Tegal untuk ikut serta membantu mempercepat penurunan angka stunting di Kabupaten Tegal yang saat ini angkanya mencapai 22,3 persen. Pihaknya menargetkan, di akhir tahun 2024 mendatang, angka stunting di Kabupaten Tegal bisa turun hingga di bawah 14 persen.
Besaran iuran yang disetorkan ASN setiap bulannya ke Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tegal bervariasi, dari yang terendah Rp5 ribu untuk pejabat pelaksana golongan I hingga Rp150 ribu untuk pejabat struktural eselon II. Imbauan donasi ini tertuang dalam Surat Edaran Bupati Tegal Nomor 400.2.5/800/26/102.
”Pegawai ASN peduli di Pemerintah Kabupaten Tegal melakukan iuran setiap bulannya antara Rp5 -150 ribu yang disetorkan secara berjenjang ke TPPS Kabupaten Tegal,” kata Umi.
Dana tersebut selanjutnya didistribusikan ke kader Posyandu melalui Puskesmas dan bidan desa untuk dibelanjakan bahan makanan tambahan seperti susu, telur, ikan laut dan lainnya. Bahan-bahan inilah yang kemudian diolah kader Posyandu menjadi makanan sehat dan didistribusikan ke keluarga yang memiliki balita stunting.
Distribusi makanan sehat dan susu balita ini akan diberikan selama 30 hari berturut-turut kepada balita yang terindikasi stunting.
Umi pun berharap, melalui pemberian makanan tambahan ini akan semakin memperkuat rasa persaudaraan dan kegotongroyongan warga untuk ikut bersama-sama mengentaskan stunting. Kebersamaan ini sekaligus merupakan modal sosial terbaik bagi pemerintah desa dalam membangun wilayahnya.
Selain itu, di sini dia juga mengapresiasi kerja keras panitia Tilik Desa yang telah melibatkan anak-anak di rangkaian acaranya. “Keterlibatan anak-anak ini penting. Sebab anak-anak dengan bakatnya ini harus ada ruang berekspresi, ruang aktualisasi agar mereka bisa terus mengasah kemampuannya,” ungkapnya.
Umi juga sempat memaparkan sejumlah program strategis antara lain penurunan angka kemiskinan dan angka pengangguran yang diwujudkan melalui agenda perluasan lapangan kerja seperti investasi di sektor industri padat karya dan kewirausahaan pemuda. Sedangkan di sisi peningkatan derajat kesehatan, pihaknya juga mengimplementasikan program rehab rumah tidak layak huni (RTLH) yang tahun ini ditargetkan lebih dari 500 unit rumah.
Terkait pelaksanaan rehab RTLH, Umi juga menggapi salah satu pertanyaan warga Wringinjenggot, Khusnul Khotimah yang menyampaikan jika di lingkungannya ada warga miskin yang belum tersentuh program tersebut, sementara kondisi rumahnya sudah tidak layak huni.
Menanggapi informasi tersebut, Umi pun meminta kepala desa setempat mengecek kebenarannya dan memasukkannya ke dalam daftar usulan RTLH desa. Penganggaran rehab RTLH ini bisa melalui pendanaan dana desa, APBD Kabupaten Tegal, APBD Provinsi Jawa Tengah ataupun APBN di Kementerian PUPR melalui program bantuan stimulan perumahan swadaya.
“Pastikan, warga yang diusulkan ke program RTLH ini sudah masuk ke DTKS (data terpadu kesejahteraan sosial) yang mana input serta pembaruan datanya merupakan tanggung jawab pemerintah desa. Jika belum, mohon bersabar nunggu giliran, karena saat ini masih ada backlog 24.963 unit RTLH yang belun tersentuh program ini,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Wringinjenggot Abdul Kholis mengatakan masyarakat desanya sangat antusias menyambut kegiatan Tilik Desa ini. “Saya ucapkan terima kasih kepada ibu bupati yang sudah memberikan inventaris kendaraan dinas operasional kepala desa. Tentunya ini merupakan wujud kepedulian Pemerintah Kabupaten Tegal dalam mendukung pembangunan desa,” ungkapnya.
Kegiatan Tilik Desa ini juga menampilkan pertunjukan seni seperti seni tari Toleransi oleh 100 siswi gabungan dari SD Negeri Wringinjenggot 01 dan SD Negeri Wringinjenggot 02. Kemudian juga ada Tari Bajidor Kahot dari Desa Sesepan, Tari Sampyong, dan hadroh.