Banjarnegara, Jendelaindo - Pj Bupati Banarnegara Tri Harso Widirahmanto meninjau langsung lokasi bencana kekeringan di beberapa desa di Kecamatan Purwonegoro.
Desa yang yang ditinjau diantaranya Desa Kaliajir, Desa Petir, dan Desa Kalitengah. Ketiga Desa ini disebut paling parah terkena dampak kekeringan di Kabupaten Banjarnegara.
Pada kesempatan tersebut Pj Bupati Tri Harso meminta jajarannya untuk serius dalam melayani masyarakat yang mengalami krisis air.
"Kami prihatin dengan kekeringan seperti ini, makanya saya ke sini ingin mengetahui secara langsung bagaimana kondisi di lapangan, ternyata cukup parah," katanya saat meninjau pendistribusian air bersih di Desa Kaliajir Selasa (10/10/2023).
Pihaknya mengaku, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) serius untuk membantu warga yang terdampak dengan mengirimkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Pemkab Banjarnegara akan terus berusaha semaksimal mungkin untuk membantu warga memenuhi kebutuhan air bersih hingga musim kemarau dan kekeringan usai," lanjutnya.
Dalam pengecekan tersebut, Pj Bupati Tri Harso juga ikut melakukan pemeriksaan di sejumlah tandon air yang digunakan warga untuk menampung bantuan dari BPBD. Sejumlah warga yang kebanyakan ibu rumah tangga, tampak bergiliran mengambil air dari tandon tersebut.
Pemandangan serupa juga terjadi di Desa Petir. Saat tangki berisi air bersih datang warga langsung mendatangai lokasi tendon yang disiapkan sebagai pusat pengambilan air.
Sutini (35), Salah seorang warga Desa Petir mengaku mengalami kesulitan air bersih sejak 4 bulan lalu. Ia terpaksa harus mengambil air bersih di sumber mata air yang letaknya 10 7 kilo dari rumahnya.
“Dulu awalnya kita masih ada sumber mata air di dekat sini, tapi sekarang sudah mengering. Kalau mandi kita harus keluar desa yang ada sumber mata air, sementara untuk kebutuhan air bersih sehari hari kita menunggu droping air yang datang seminggu dua kali,” katanya.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara Aris Sudaryanto mengatakan, semula petugas agak kerepotan dalam pendistribusian air karena belum adanya tendon penampungan air, sehingga petugas harus mengisi di beberapa titik di satu desa.
“Kami awalnya kerepotan dalam pendistribusian karena keterbatasan petugas dan banyaknya permintaan air bersih, kalau datang ke satu desa harus mendistribusikan ke beberapa titik berkumpulnya warga sehingga terlalu lama, namun setelah ada tendon air jadi memudahkan petugas karena distribusi air jadi terpusat di satu titik,” katanya.
Musim kemarau yang terjadi dalam lima bulan terakhir di Wilayah Banjarnegara selatan mengakibatkan sumur-sumur warga mengering.
Untuk mencukupi kebutuhan air, warga terpaksa harus mencari di sejumlah sumur dan sumber mata air yang lokasinya jauh.
Kondisi makin parah ketika kondisi mata air di beberapa tempat juga makin mengecil karena musim kemarau panjang, sehingga tidak mencukupi.
Hingga saat ini Pemkab Banjarnegara melalui BPBD telah mendistribusikan sebanyak 3.386.000 liter air bersih yang terbagi di 41 desa dan 7 kelurahan.
Sedangkan jumlah total warga yang menerima manfaat distribusi air bersih dari pemkab Banjarnegara sebanyak 150.382 Jiwa atau 39.989 Kepala Keluarga. Red/Tim