Banjarnegara, Jendelaindo – Dalam rangka untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045, Ikatan Pemuda (IPDA) dan Tim Muda Ganjar-Mahfud (TPM) Banjarnegara menggelar sosialisasi pencegahan stunting di Desa Kebondalem Kecamatan Bawang Banjarnegara Selasa (30/1/2024).
Sosialisasi pencegahan stunting tersebut diiikuti 60 ibu muda yang berada di wilayah desa stempat.
Program sosialisasi ini dilakukan dalam rangka membebaskan balita di Desa Kebondalem dari ancaman terpapar stunting di masa mendatang guna menyongsong Indonesia Emas 2045 mendatang.
Sosialisasi pencegahan stunting menghadirkan Direktur Perempuan dan Disabilitas TPM Ganjar - Mahfud Dr Puspita Wijayanti sebagai pembicara dalam sosialisasi tersebut.
Kepada media Puspita menjelaskan, stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama pada masa 1000 hari pertama kehidupan sejak kehamilan hingga bayi berusia dua tahun.
Stunting kata dia juga akan berdampak pada terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. “Mari kita jaga masa depan anak-anak kita dengan memastikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik,” katanya.
Untuk memastikan anak tumbuh kembang dengan baik, kata dia perlu adanya perubahan perilaku orang tua dalam pengasuhan, misalnya dengan melengkapi gizi anak dengan memberikan air susu ibu (ASI), serta makanan yang mempunyai nilai gizi.
Puspita menambahkan, program dari capres Ganjar - Mahfud yaitu Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes sangat diharapkan bisa teralisasi agar tenaga kesehatan di desa bisa terus memantau dan mendampingi setiap ibu hamil sehingga pencegahan stunting bisa optimal.
"Program Ganjar-Mahfud Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes dapat optimal untuk menurunkan angka stunting, program ini sangat penting untuk mendukung Indoensia emas tahun 2045," lanjutnya.
Ketua DPP IPDA Arifin Kusuma Wardani mengatakan, Sosialisasi pencegahan stunting merupakan langkah awal untuk menciptakan generasi emas 2045. Sosialisasi pencegahan stunting juga merupakan salah satu program awal untuk mendukung program satu keluarga satu sarjana.
“Program Satu Keluarga Satu Sarjana masuk dalam 21 program unggulan Ganjar-Mahfud, melalui program ini Ganjar-Mahfud ingin menggenjot lulusan sarjana dengan kapabilitas yang sesuai dengan kebutuhan zaman, dan salah satunya kita awali dengan sosialisasi pencegahan stunting ini,” kata Arifin.
Arifin menambahkan, berdasarkan rencana strategi program unggulan, Ganjar-Mahfud akan sat-set meningkatkan jumlah penerima program Satu Keluarga Satu Sarjana hingga 1,4 juta penerima manfaat.
“Program itu sangat luar biasa. Dengan program itu, ia merasa akan sangat membantu generasi muda untuk menempuh pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi,” lanjutnya.
Hayati, Salah satu ibu rumah tangga warga Desa Kebondalem mengatakan, selama ini sosialisasi pencegahan stunting di desanya masih kurang, sehingga pengetahuan ibu rumah tangga terhadap pecegahan stunting masih minim.
“Tadi kami mendapatkan pembinaan tentang pencegahan stunting, ada diskusi dan tanya jawab sehingga kami bisa tahu lebih banyak tentang pertumbuhan dan kesehatan anak saya, kami berharap pembinaan sepeti ini sering dilakukan agar kami semakin tahu dalam mengawal pertumbuhan anak,” katanya.
Usai pembinaan pencegahan stunting pada kesempatan tersebut juga di berikan bantuan bahan makanan bergizi berupa sayur – sayuran, telur dan makanan tambahan lainnya.