Banjarnegara, Jendelaindo - Palang Merah Indonesia (PMI) memiliki tujuan yakni meringankan beban penderitaan sesama, memantu dan melindungi korban bencana atau konflik serta menyebarluaskan nilai-nilai kepalangmerahan.
Hal tersebut dikemukakan oleh Ketua PMI Kabupaten Banjarnegara dr. Amalia Desiana melalui Ketua Bidang Diklat dan Relawan Agus Sutanto saat membuka kegiatan peningkatan kapasitas pertolongan pertama bagi relawan PMI pada Sabtu 23 Maret 2024 di sanggar Pramuka Kwarcab Banjarnegara.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, maka perlu didukung oleh sumber daya manusia dan relawan sebagai ujung tombak pelayanan dilapangan yang tangguh dan profesional,” ujarnya kepada wartawan. Senin (25/03/2024).
Lebih jauh dia menjelaskan, peningkatan kapasitas pertolongan pertama bagi relawan PMI merupakan hal yang wajib dilakukan sebagai upaya dan sarana membekali relawan dalam melayani masyarakat sesuai SOP.
“Terlebih saat ini merupakan momen Ramadhan dan menghadapi pelayanan pos terpadu menghadapi arus mudik lebaran 2024, dimana relawan PMI akan melekat dalam berbagai tugas pelayanan tersebut,” lanjutnya.
Pihaknya berharap relawan sebagai ujung tombak pelayanan dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan manfaat dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat dan menampilkan sikap atitude yg baik dalam melaksanakan tugasnya.
Sementara Kepala Markas PMI Edi Purwanto selaku koordinator fasilitator pelatihan mengatakan, peningkatan kapasitas pertolongan pertama relawan PMI diikuti oleh 50 peserta dari unsur Korps Sukarela, Tenaga Sukarela dan Relawan desa atau (Sibat).
“Kegiatan dilaksanakan selama dua hari dengan sistem menginap dan seluruh materi dikondisikan dengan berbagai studi kasus dan temuan yang acap kali dijumpai oleh relawan selama bertugas dilapangan,” ujarnya.
Lebih jauh dia menjelaskan, pertolongan pertama sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari dan ilmunya sangat dimungkinkan untuk dapat diimplementasikan.
“Lewat kegiatan ini, relawan PMI diharapkan akan semakin mahir dan menguasai serta tidak gagap jika terjadi kasus dilapangan saat penugasan, terlebih saat ini trend permintaan penugasan pertolongan pertama semakin meningkat," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, peserta diberikan materi dalam beberapa studi kasus seperti pencegahan infeksi, penilaian korban, penanganan luka dan perdarahan.
Selain itu juga diberikan materi RJP, bantuan hidup dasar, cidera patah tulang, mobilisasi, evakuasi dan ambulance, serta manajemen pertolongan pertama dan saver acces.
"Pemberian materi pertolongan pertama diharapkan dapat merefresh dan menguatkan kembali pemahaman para relawan terhadap materi pertolongan pertama, sehingga dalam memberikan pertolongan pertama benar-benar sesuai standar operasional prosedure (SOP)", pungkas Edi.