Banjarnegara, Jendelaindo - 150 Kepala Sekolah TK Pertiwi di bawah naungan Yayasan Dian Dharma Kabupaten Banjarnegara mengikuti Seminar "Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan", di Sasana Abdi Praja, Rabu (17/7/2024).
Pada kesempatan tersebut Ketua Yayasan Dian Dharma Kabupaten Banjarnegara, Hj Sri Rejeki Indarto, mengajak para guru TK Pertiwi untuk menjadi pionir dalam pola pendidikan dan pengasuhan anak yang mengedepankan kasih sayang, tanpa adanya kekerasan.
"Didiklah anak-anak kita dengan cinta dan kasih sayang, tanpa adanya kekerasan," kata Sri Rejeki.
Menurut Sri Rejeki, anak memiliki kedudukan strategis dalam menjamin kelangsungan bangsa di masa depan Jadi, anak harus dilindungi secara
fisik maupun psikologis agar jadi generasi emas untuk membangun bangsa di masa depan.
Namun, dirinya juga miris dengan fenomena anak yang kerap diolok-olok (bully) di sekolah. Akibatnya, perilaku anak zaman sekarang cenderung senang menyendiri, individualistik, mudah tertekan dan tersinggung.
"Menjadi tugas Saudara selaku kepala sekolah dan guru untuk menciptakan iklim yang kondusif di sekolah, sehingga anak-anak nyaman belajar. Guru TK punya peran penting karena di jenjang TK adalah pondasinya pendidikan," ujar Sri Rejeki
Sementara itu Kabid PAUD Dindikpora Banjarnegara Sunarto M.Pd, ketika membuka acara mengungkapkan, kerkerasan anak paling tinggi justru bisa terjadi di lingkungan keluarga.
"Kekerasan pada anak bisa terjadi sejak anak bangun tidur lewat bentakan orang tua, kemudian memakai baju yang lambat, sarapan hingga berangkat sekolah.
"Bisa dibayangkan jika yang melakukan adalah guru. Karena sering terjadi, seorang guru dalam mengasuh anaknya sendiri bisa hilang kesabaran, sebaliknya sangat sabar ketika mendidik muridnya yang merupakan anak orang lain," ungkap Sunarto.
Untuk itu, Sunarto mengajak semuanya untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak di dalam keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.
"Kini, satu-satunya yang diharapkan adalah lingkungan pendidikan. Kini kami masih prihatin dengan angka rata-rata pendidikan di Banjarnegara yang hanya 6,86 atau setara SMP kelas 1," imbuh Sunarto.
Seminar menghadirkan 3 narasumber yakni Kuswantoro S.Kep (Kabid PPPA pada Dispermades) dengan materi penceganan dan perlindungan kekerasan di sekolah, Aiptu Arif Prayogo SH dengan materi peran guru TK dalam pencegahan kekerasan dan bulying, serta Psikolog Gones Saptowati dengan materi stop bulying, mendidik dan mengasuh dengan hati
Narsum dari Polres, Aiptu Arif Prayogo SH antara lain mengajak peserta menvegah kasus bullying yang kini tengah marak terutama di sekolah
"Bullying adalah pemaksaan, penguasaan atau intimidasi dari senior ke junior. Kalau di sekolah biasanya oleh kakak kelas kepada adik kelasnya," papar Margo Yuwono.
Dia mengingatkan jika ada kasus ini, sebaiknya segera dilakukan mediasi dengan para orang tua dan putra-putrnya yang terlibat sampai benar-benar tuntas, sehingga tidak sampai ke ranah hukum.
Acara juga diisi dialog antara peserta Seminar dengan narasumber yang sangat antusias. Parenting ditutup dengan foto bersama.
(aff/fff)