Banjarnegara, Jendelaindo - Direktur PKU Muhammadiyah Banjarnegara dr Bugar Wijiseno MARS mengimbau kepada tenaga medisnya untuk terus melakukan sosialisasi bahaya dan cara penanganan penyakit demam berdarah.
Hal ini disampaikan dr Bugar saat dihubungi Wartawan melalui ponselnya, Jumat (2/8/2024). "Alhamdulillah kasus DB di Banjarnegara, dan khususnya Kecamatan, Purwanegara dan sekitar sudah turun. Ini dapat dilihat dari jumlah pasien di rumah sakit kami," ungkapnya.
Kendati demikian, dr Bugar Wijiseno yang juga sebagai bakal calon Bupati Banjarnegara dari PDI Perjuangan tetap menghimbau kepada semua tenaga medis untuk gencar melalukan sosialisasi pencegahan demam berdarah baik melalui gerakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) maupun pembetukan jumantik (Juru Pemantau Jentik) di tingkat rumah tangga.
Dijelaskan Dr Bugar, bahwa perubahan iklim global yang terjadi akhir - akhir ini ikut berpengaruh terhadap kenaikan kasus DPD (Demam Berdarah Dengue) tahun 2024.
BDD ditularkan melalui spesies nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang biak pada air genangan air jernih bukan diatas tanah.
Popular nyamuk juga meningkat dan diprediksi kenaikan kasus ini akan berlangsung hingga musim peralihan musim penghujan ke kemarau (Pancaroba)
"Masyarakat hendaknya terus diedukasi, tentang apa itu DBD dan bahayanya serta ciri - ciri atau gejala awal terserang demam berdarah. Hal ini dimaksudkan agar cepat tertangani oleh tim media," ungkap dr Bugar Wijiseno.
Penyakit DBD imbuh dr Bugar, adalah penyakit infeksi yang ditandai dengan demam tinggi. Kemudian disusul sakit kepala dan nyeri pada bagian tubuh lain. Pada situasi terburuk, dapat menyebabkan pendarahan hingga menyebabkan kematian.
Disampaikan dr Bugar Wijiseno, berdasarkan informasi dari DKK Kabupaten Banjarnegara, hingga pertengahan Juli 2024 kasus DBD yang dilaporkan mencapai 507kasus.
Dengan angka ini berarti angka kejadian atau insiden rate (IR) 48/100.000 jumlah penduduk. Jumlah ini lebih tinggi dari angka standar nasional yang tidak boleh lebih dari 40/100.000 jumlah penduduk.
Sementara kasus kematian akibat DBD sebanyak 3 kasus atau angka kematian sebesar 0,59 persen. Jumlah kasus ini melebih 3 kali lipat dibanding taun sebelumnya (2023) sebanyak 163 kasus.
Sedang untuk mengantisipasi meningkatnya kasus DBD di Kabupaten Banjarnegara diantaranya dengan melakukan pencegahan penularan DBD dengan memutus mata rantai penularan dari gigitan nyamuk
Upaya ini jelas dr Bugar dapat dilakukan dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan gerakan 1 rumah 1 jumantik.
"Ingat kita harus biasakan menguras bak mandir secara teratur, menutup tempat penampungan air dan membuang sampah plastik yang berpotensi menjadi genangan air," imbuh dr Bugar Wijiseno, Direktur PKU Muhammadiyah Banjarnegara.
(fer/fff)