Banjarnegara, Jendelaindo - Kabupaten Banjarnegara tampil pada Kelas TPK Hebat (Tim Pendamping Keluarga yang Handal, berEmpati dan bersahaBAT) Seri 3 yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Selasa, 6 Agustus 2024, yang diikuti secara daring di Command Center Pemkab Banjarnegara.
Dalam webinar dengan tema ”Sukses Menyusui dan KB Pascapersalinan, Yes!" itu Pj Bupati Muhammad Masrofi serta Ketua I Tim Penggerak PKK Kabupaten Banjarnegara , Ny Sri Rejeki Indarto tampil memberikan pidato pengantar. Adapun tim penyaji yang tampil diwakili 3 kader TPK dari Kelurahan Argasoka Kecamatan Banjarnegara, yakni: Nurkhasanah (Kader KB), Unik Waryanti Setioningsih (Kader KB), dan Budiarini Pradya Paramita A.Md Keb.
Mengawali webinar, Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengingatkan perlunya pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 6 bulan pertama, karena bayi tidak mendapat makanan lain. Kegiatan menyusui, juga sangat baik bagi sang ibu, karena semakin disusukan semakin keluar ASI-nya.
“Ada hubungan menyusui dengan otak, yaitu mendorong hormon prolaktin sehingga sang ibu tak mengalami kendala dalam memproduksi ASI. Jadi pokoknya ngek-jel. Begitu bayi merengek langsung saja dijejali ASI, itu sehat sekali.” pesan kepala BKKBN.
Sementara itu Pj Bupati Muhammad Masrofi dalam pidato pengantarnya mengucapkan terima kasih kepada BKKBN beserta jajarannya serta para kader tim pendamping keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting di tingkat desa/kelurahan.
“Tentunya peran Tim Pendamping Keluarga sangat penting sebagai garda terdepan di masyarakat. TPK perlu terus didukung dan dikuatkan kapasitasnya dalam pelaksanaan tugas salah satunya melalui peningkatan keterampilan dan pengetahuan terkait materi pendampingan terutama edukasi gizi dan kesehatan ibu dan anak,” kata Masrofi.
Adapun salah satu kader TPK dari Banjarnegara, Budiarini, selaku salah satu penyaji memaparkan, bahwa para kader di Banjarnegara selalu aktif dalam pendampingan keluarga terutama bagi ibu pasca persalinan, dengan melakukan identifikasi, penyuluhan dan pendampingan penuh. Para kader aktif melakukan kunjungan ke rumah ibu pasca persalinan dengan menerapkan komunikasi efektif.
“Kita lakukan pendampingan kesehatan, psikolog, konseling laktasi dan pendampingan KBPP. Kita berikan edukasi terkait manajemen laktasi, mengatasi ASI yang tersumbat, serta penyuluhan kesehatan mental. Dalam hal ini dukungan keluarga atau suami sangat penting. Kita juga menjaga tercukupinya nutrisi ibu pasca persalinan dan lingkungan sehat,” paparnya.*** (mjp).