Banjarnegara, Jendelaindo - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Banjarnegara, karena penyakit ini juga ganas seperti halnya Covid -19.
Pada periode Januari - akhir Juni 2024, kasus demam berdarah di Kabupaten Banjarnegara tercatat 415 kasus, tiga (3) orang diantaranya meninggal dunia, sementara lainnya harus mendapatkan perawatan intensif.
Abidin Achmad, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banjarnegara menjelaskan, penyebaran kasus DBD di Banjarnegara merata di wilayah kerja Puskesmas.
"Dari 415 orang sebagian besar sudah kembali ke rumah artinya sembuh," ungkap saat ditanya awak Media di kantornya, Jumat (2/8/2024).
Pun demikian pihaknya masih terus melakukan pemantauan karena penyakit ini masih terjangkit di beberapa wilayah. Disamping itu pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Puskesmas terdekat untuk monitoring.
"Jika ada kasus demam berdarah, kami melalui Puskesmas terdekat langsung melakukan penyelidikan sekaligus penyuluhan dengan berbagai kegiatan antisipasi lain yang dikoordinasikan dengan kepala desa," jelasnya.
Fogging
Sebagian besar kasus DBD yang terjadi di Banjarnegara jelas dia, tidak harus dilanjutkan dengan fogging. Karena cukup dengan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pembentukan Jumantik( juru pemantau jentik) dan upaya yang digalakkan adalah gerakan satu rumah satu jumantik.
"Alhamdulillah sejak pertengahan Juli ini, kasus DBD mulai menurun semoga dengan musim kemarau panjang ini, tempat berlindung nyamuk menjadi berkurang. Tapi gerakan PSN dan Jumantik, harus menjadi kegiatan rutin setiap pekan," kata Abidin.
Saat ditanya daerah terparah serangan DBD, Abidin menambahkan, daerah Kecamatan Purwanegara merupakan daerah paling parah. Sedikitnya ada 80 kasus.
"Para pasien disini ada yang dirujuk ke RSUD, RSI dan PKU Muhammadiyah Merden. Alhamdulillah sebagian besar mereka sudah sembuh, dan fogging kita lakukan di Gumiwang, Danaraja dan Purwanegara.
"Hari ini fogging dilakukan di Desa Prigi Kecamatan Sigaluh karena ditemukan penyebaran sarang nyamuk di beberapa lingkungan RT, walaupun kasus DBD tidak banyak," imbuhnya.
Abidin Achmad, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banjarnegara juga menjelaskan bahwa warga harus memahami ciri ciri terkena demam berdarah.
Diantaranya adalah, suhu badan naik, sakit kepala, nyeri sekujur tubuh. Kemudian pada saat tertentu suhu akan turun drastis dan kemudian naik lagi.
"Saat suhu turun inilah sebenarnya masa- masa kritis. Sebaiknya hari ke dua sakit seperti ini harus mendapatkan penanganan. Jangan sampai terlambat, bisa fatal akibatnya," jelas dia lagi..
Sementara Herman Jogo, Kades Gemuruh Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara menyampaikan, beberapa warga yang tinggal di Kampung Karanganyar beberapa hari ini terserang penyakit demam berdarah.
"Kami sudah berkoordinasi dengan puskesmas Bawang dan pihak terkait lainnya. Alhamdulillah pasien cepat tertangani dan saat ini mereka sudah sembuh," ucapnya.
(fff/fff)