Banjarnegara, Jendelaindo - Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Banjarnegara menggelar pelatihan membuat bakery di Pendapa Dipayuda, Selasa, 24 September 2024. Pelatihan diikuti sekitar 100 peserta perwakilan dari berbagai organisasi wanita seperti: PKK, Dharma Wanita, Bhayangkari, Persit Kartika Chandra Kirana, Ikatan Adyaksa Dharma Karini, dan lainnya. Tak ketinggalan, GOW juga mengundang ibu-ibu dari desa yang masih perlu pendampingan untuk ikut pelatihan tersebut.
Ketua GOW Banjarnegara Hj Sri Rejeki Indarto SE, dalam arahannya mengatakan, pelatihan membuat bakery merupakan salah satu program kerja GOW. Tujuannya untuk mempererat hubungan antar anggota, sehingga semakin solid untuk memajukan organisasi. Sri Rejeki juga berharap agar peserta mampu menyerap ilmu yang didapat untuk meneruskan kepada anggota lainnya.
Bekali Jiwa Wirausaha
Lebih lanjut istri Sekda Banjarnegara ini mengugkapkan jika GOW juga mengundang ibu-ibu dari desa miskin ekstrim untuk mengikuti pelatihan, dengan tujuan membekali mereka dengan jiwa wirausaha. Dua desa yang diundang adalah Desa Cendana Kecamatan Madukara dan Desa Tlagawera kecamatan Banjarnegara.
“Harapan kami, setelah ikut pelatihan ini ibu-ibu akan langsung mempraktikkannya. Jangan ditunda-tunda untuk praktik, sehingga nanti kalau hasilnya sudah layak bisa untuk bekal berwirausaha membuat bakery. Jadi kedepannya bisa menambah perekonomian keluarga, sehingga desanya bisa mentas dari miskin ekstrim,” ujarnya penuh harap.
Sri Rejeki menambahkan, dipilihnya pelatihan membuat bakery karena bahan baku yang mudah didapat sehingga tidak merepotkan. Narasumber juga dari anggota GOW yang mempunyai usaha di bidang kuliner.
“Kita mencari bahan baku yang mudah didapat jadi tidak merepotkan, seperti tepung protein, gula pasir, ragi instan dan susu bubuk,” imbuh Sri Rejeki.
Pelatihan bakery dipandu oleh narasumber Anita Dewi yang juga aktif dalam Ikatan Pengusaha Muslim. Selama tiga jam, peserta dibimbing membuat bakery atau kue yang baik, dengan bahan baku 300 gram tepung protein tinggi, 60 gram gula pasir, 50 gram ragi instan, dan susu secukupnya.
Anita Dewi menekankan kepada peserta untuk berpedoman pada timbangan bahan, bukan dengan metode kira-kira. Di akhir acara seluruh peserta yang dibagai dalam kelompok meja menyuguhkan bakery hasil olahannya di depan peserta lainnya.
Menurut Vivi peserta dari Desa Tlagawera, pelatihan membuat bakery sangat bermanfaat karena tidak sekadar menambah ilmu, tapi bisa mendorong ibu-ibu untuk membuka usaha di bidang kuliner.
"Alhamdulillah kami bisa belajar membuat roti bakery dan bisa menambah wawasan pengetahuan, syukur kedepannya kami bisa mendapat bantuan modal untuk mengembangkan usaha sehingga meningkatkan ekonomi keluarga di desa kami,” harapnya. *** (kominfo/mjp).